KISAH NASI SULAIMAN AS
January 10, 2017
Edit
Kisah Nabi Sulaiman
as dan Ratu Bilqis
Selamat Datang dan salam sejahtera untuk
semua yang sudah sempat berkunjung di blog ini. Blog ini adalah Blog Perjalanan
Hidup dalam kehidupan yang banyak menuangkan kisah dan cerita tentang
perjalanan hidup manusia. Dan pada kesempatan kita kali ini akan diceritakan
tentang Kisah cerita Nabi Sulaiman yang mana bahwa NABI
Sulaiman merupakan salah saru nabi yg memiliki keahlian kemampuan terkenal yang paling menonjol adalah kemampuannya yang dapat berkomunikasi dengan Binatang. di kisah kan juga bahwa nabi sulaiman juga merupakan Raja yang sangat bijaksana, kekuasaannya bahkan mencakup sampai Bangsa Jin. Bahkan cerita tentang jin iprit menjadikan nabi sulaiman menjadi sangat termasyhur
Sulaiman merupakan salah saru nabi yg memiliki keahlian kemampuan terkenal yang paling menonjol adalah kemampuannya yang dapat berkomunikasi dengan Binatang. di kisah kan juga bahwa nabi sulaiman juga merupakan Raja yang sangat bijaksana, kekuasaannya bahkan mencakup sampai Bangsa Jin. Bahkan cerita tentang jin iprit menjadikan nabi sulaiman menjadi sangat termasyhur
Baca Juga
KISAH NASI SULAIMAN AS
Nabi Sulaiman adalah salah
seorang putera Raja Nabi Daud as yang sangat kesohor. Sejak ia masih
kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan,
ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan
dan mengambil sesuatu keputusan.
Nabi Sulaiman Seorang Juri
Nabi Sulaiman Seorang Juri
Sewaktu Daud, ayahnya
menduduki tahta kerajaan Bani Isra’il ia selalu mendampinginnya dalam tiap-tiap
sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan
sengketa yang terjadi di dalam masyarakat.
Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya.
Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya.
Suatu peristiwa yang
menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya iaitu terjadi pada salah satu
sidang peradilan yang ia turut menghadirinya. dalam persidangan itu dua orang
datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa mereka,
iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya.
Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yang merusak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu.
iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya.
Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yang merusak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu.
Dalam perkara
sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa sebagai ganti rugi yang dideritai
oleh pemilik kebun akibat pengrusakan kambing-kambing peliharaan tetangganya,
maka pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya
kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kecuaiannya
menjaga binatang ternakannya.
Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah: “Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian : Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya,
sedang perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya.”
Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah: “Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian : Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya,
sedang perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya.”
Kuputusan yang
diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan
digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum
terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya
telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat
walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Peristiwa ini
merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat
kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi
Daud.
Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya
Sejak masih berusia
muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud untuk menggantikannya untuk menduduki
tahta singgahsana kerajaan Bani Isra’il.
Abang Sulaiman yang
bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya .Ia
beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan
adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya srta belum banyak
mempunyai pengalaman hidup seperti dia.
Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra’il.
Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra’il.
Absyalum berketetapan
hati akan memberotak terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati-matian untuk
merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia
korbankan untuk mencapai tujuan itu.
Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya.
Ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya.
Ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Setelah merasa bahawa
pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isra’il dan bahawa ia telah
berhasil memikat hati sebahagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahawa
saatnya telah tiba untuk melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih
kekuasaan dari tangan ayahnya dengan paksa.
Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra’il menggantikan Daud ayahnya.
Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra’il menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan pada suatu
pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para
pembesar dan para penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh
rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani
Isra’il menggantikan Daud yang dituntut turun dari tahtanya.
Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.
Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.
Nabi Daud merasa
sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya, akibat perbuatan
puterannya sendiri. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari
perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parahnya keadaan. Ia mengambil
keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar
meninggalkan istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan
menuju bukit Zaitun.
Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.
Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.
Setelah mengadakan
istikharah dan munajat yang tekun kepada Allah, akhirnya Daud mengambil
keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi terhadap puteranya dan
dikirimkanlah sepasukan tentera dari para pengikutnya yang masih setia
kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra’il dari
tangan Absyalum.
Beliau berpesan kepada komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup-hidup.
Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.
Beliau berpesan kepada komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup-hidup.
Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.
Dengan terbunuhnya
Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi
kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani
Isra’il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan
dinobatkanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh
ayahnya.
Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan Makhluk Lain

Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya.
Sebagai salah satu
mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan beliau
menangkap maksud yang terkandung dalam suara binatang-binatang dan sebaliknya
binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang ia perintahkan dan ucapkan.
Demikianlah maka
tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri
dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama
Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut.
Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: “Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.
Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: “Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.
Nabi Sulaiman
tersenyum tertawa mendengar suara semut yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal
itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yang
menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam
suara semut itu.
Ia merasa takjud bahawa binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.
Ia merasa takjud bahawa binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.
Nabi Sulaiman as dan Ratu Balqis
Setelah Nabi Sulaiman
membangunkan Baitul maqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya
pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya di San’a – ibu kota
Yeman, ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari
sumber air di tempat yang kering tandus itu.
Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata.
Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata.
Berkata burung
Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala
ketakutan: “Aku telah melakukan
penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk
diketahui oleh paduka Tuan.
Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan.
Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar.”
Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan.
Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar.”
Berkata Sulaiman
kepada Hud-hud: “Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu kerana berita yang engkau
bawakan ini yang aku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan
kebenaran beritamu itu,
bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini.”
bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini.”
HUd-hud terbang
kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah
surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah
di atas tahtanya.
Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya.
Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”
Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya.
Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”
Setelah dibacanya
berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan
para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus
diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.
Berkatlah para
pembesar itu ketika diminta petimbangannya: “Wahai paduka tuan ratu, kami
adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur
dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi
pertimbangan atau nasihat kepadamu.
Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu.”
Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu.”
Ratu Balqis menjawab:
“Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan
kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan
menyerbu.
Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian dengan kamu sekalian.
Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sgt menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami.
Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa.
Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan cuba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.
Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian dengan kamu sekalian.
Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sgt menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami.
Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa.
Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan cuba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.
Selagi Ratu Balgis
siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada Sulaiman dan
memilih orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah
hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya
rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban
atas surat beliau kepadanya.
Setelah mendengar
berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan
utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan
membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan
mata perutusan Balqis bila mereka tiba.
Tatkala perutusan
Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan
setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka
dengan hadiah kerajaan yang dibawanya,
berkatalah Nabi Sulaiman: “Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang drp makhluk-Nya.
Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang.
Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini.
Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu.
Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.”
berkatalah Nabi Sulaiman: “Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang drp makhluk-Nya.
Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang.
Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini.
Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu.
Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.”
Perutusan Balqis
kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah
diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk
menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman
dan datang menghadap dia di istananya.
Nabi Sulaiman
berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan
ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan
melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yang kosong.
Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.
Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.
Berkata Ifrit, seorang
Jin yang tercerdik: “Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis
sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang
kuat dan dapat dipercayai.
Seorang lain yang
mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: “Aku akan membawa tahta itu ke sini
sebelum engkau sempat memejamkan matamu.”
Ketika Nabi Sulaiman
melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: Ini adalah salah
satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya
itu atau mengingkari-Nya,
kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Menyonsong kedatangan
Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit
bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah
Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya,
bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya: “Serupa inikah tahtamu?” Balqis menjawab: “Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri,” seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.
bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya: “Serupa inikah tahtamu?” Balqis menjawab: “Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri,” seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.
Selagi Balgis berada
dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan melihat tahta kerajaannya sudah
berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang
sengaja dibangun untuk penerimaannya.
Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.
Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.
Berkata Nabi Sulaiman kepadanya:
“Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas
kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai
dan dinding ruangan ini.”
“Oh,Tuhanku,” Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya
terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi
Sulaiman, “aku telah lama
tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan
menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu.
Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”
Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”
Demikianlah kisah
Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli
sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kawin dengan Balqis dan
dari perkahwinannya itu lahirlah seorang putera.
Menurut pengakuan
maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera
hasil perkahwinannya dengan Balqis itu. Wallahu alam bisshawab.
Wafatnya Nabi Sulaiman as
Al-Quran mengisahkan
bahawa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali
anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan
mengambil rohnya.
Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh anai-anai.
Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai seksaan yang menghinakan.
Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh anai-anai.
Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai seksaan yang menghinakan.
Berbagai cerita yang
dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun kerana
cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang
muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh
Al-Quran dan selanjutnya Allahlah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami
berserah diri.
Jika anda masih ingin lebih jelas lagi silahkan buka Alqur'am dimana Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat
15 hingga ayat 44
Demikian untuk sementra disudahi dulu semoga kisah cerita ini dapat
membawa manfaat dan hikmah